Agustus 22, 2021
"Jadi aku dilangkahin, nih?"
Sepupuku, yang usianya terpaut 2 tahun dibawahku, menjawab tangkas, "Ya gimana, nungguin mbak kelamaan sih.".
Aku cengengesan. Cukup optimis nanti akan mendapat piring cantik akibat dilangkahi 3x.
Sepulang acara, selagi mengamati awan berarak di atas pematang sawah yang menghijau, aku tiba-tiba menyadari:
Sudah melewati seperempat abad dan belum menikah, tapi tidak satupun yang bertanya, "Kapan nyusul?" adalah sebuah privileged.
Punya keluarga yang amat suportif untuk mendukung mengejar semua yang aku rasa bisa dicapai, adalah sebuah privileged.
Allah blessed me with so much. Jadi ketika aku bertanya pada diriku sendiri tentang perasaanku, surprisingly I'm happy. Tidak ada rasa bitter maupun salty melihat kebahagiaan orang lain. Aku bersyukur untuk itu.
Sekarang doanya, semoga selalu dilembutkan hatinya, sehingga tidak menjadikan kebahagiaan atau kesuksesan orang lain sebagai momen untuk menggugat takdir, mengasihani diri sendiri. Semoga seperti halnya aku berdoa untuk diriku sendiri, aku akan selalu bisa mendoakan yang baik-baik untuk orang lain, setulusnya..
0 komentar