Insecure: Part I

Oktober 22, 2020

Seiring dengan bertambahnya usia, juga seiring dengan meningkatnya persentase teman seangkatan yang menikah-hamil-melahirkan, tingkat kegalauan dan insecureness dari orang-orang yang belum sampai di tahap tersebut mengalami peningkatan.

Tapi, mendengar curhatan teman-teman yang insecure karena belum kunjung menemukan tambatan hati, meski usia sudah menjelang 25, aku bingung.

"Kenapa mereka insecure?"

Dimataku, meski mereka masih sendiri, tapi mereka tidak berkurang 'wow'nya. Mereka adalah wanita-wanita mandiri dengan karirnya masing-masing. Memiliki pekerjaan tetap yang memberikan stable income setiap bulannya adalah salah satu hal yang tidak dimiliki oleh semua orang. Sebagai tambahan, mereka cantik dengan kepribadian yang menarik. Sebagian besar dari mereka juga tidak dipaksa untuk segera menikah oleh orang tuanya. Keluarga mereka cenderung supportif dan membiarkan semua proses terjadi secara alamiah.

Oleh karena itu menurutku, yang tidak mereka miliki hanya 1, sementara yang sekarang mereka miliki, ada banyak.

Mungkin pada akhirnya, tiap-tiap orang memiliki sumber insecureness-nya masing-masing. Yang membedakan hanya levelnya saja. Mungkin juga, kita cenderung peka terhadap apa yang tidak kita miliki, tapi abai dengan apa-apa yang telah kita miliki.


You Might Also Like

0 komentar

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images