Bagi masyarakat di Indonesia, parasetamol tampaknya adalah obat sejuta umat. Khasiatnya beragam, mulai dari obat demam, obat nyeri, dan obat radang. Bentuk sediannya juga bervariasi. Ada tablet, sirup, dan suppositoria. Tapi, penasaran nggak sih, bagaimana metabolismenya?
Untuk orang dewasa, maksimal dosis terapi parasetamol yang direkomendasikan yaitu 4 gram/hari. Metabolisme parasetamol dapat digambarkan dengan skema berikut:
Parasetamol utamanya akan dikonversi menjadi konjugat glukoronat dan sulfat yang inaktif. Sebagian kecil akan dimetabolisme oleh enzim CYP2E1 menjadi senyawa toksik, NAPQI, yang kemudian akan direaksikan dengan glutation untuk didetoksifikasi dan dikeluarkan dari tubuh .
Jadi, parasetamol memiliki 3 jalur metabolisme. Pada dosis >4 gram/hari, jalur sulfasi akan jenuh, sehingga obat akan lebih banyak dimetabolisme melalui jalur glukoronat dan oksidasi enzim. Pada dosis >7 gram/hari, jalur glukoronat juga akan jenuh, menyebabkan lebih banyak obat yang melewati oksidasi enzim. Sementara itu, jumlah glutation untuk mengikat hasil metabolisme enzim terbatas, akibatnya terjadi penumpukan senyawa toksik .
Terdapat 4 tahapan hepatotoksik karena overdosis parasetamol.
Stage 1 terjadi dalam waktu 24 jam pertama, dengan gejala yang tidak spesifik, seperti mual, muntah, meriang, lesu, dan diaforesis (berkeringat berlebihan). Parameter fungsi hati, AST dan ALT, umumnya normal. Akan tetapi, pada tingkat overdosis yang sangat tinggi, kenaikan fungsi hati dapat teramati dalam 8–12 jam.
Stage 2 (fase laten) terjadi dalam waktu 24–72 jam setelah overdosis. Pada tahap ini, akan dijumpai perbaikan atau resolusi dari gejala stage 1. Selain itu, mulai tampak peningkatan nilai ALT dan AST. Pada kasus overdosis yang parah, ditemukan pembesaran hati, jaundice (penyakit kuning), dan koagulopati. Sekitar 1–2% pasien mengalami gagal ginjal.
Stage 3 terjadi 72–96 jam setelah konsumsi obat berlebih. Pada tahap ini, gejala di stage 1 akan muncul kembali, kerusakan pada hati mencapai titik maksimalnya, ditambah dengan berbagai komplikasi. Pada stage inilah tingkat kematian akan sangat tinggi, karena timbulnya kerusakan pada banyak organ.
Stage 4 terjadi setelah 96 jam. Tahap ini dapat berlangsung hingga 1–2 minggu, tergantung banyaknya obat yang dikonsumsi dan kandungan lain dari obat.
Sumber:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4498995/#!po=4.62185